Inilah 10 Buku yang Paling Laku Terjual di Gramedia Mall Panakkukang Kota Makassar

Berikut 10 daftar buku terlaris di Gramedia MP pekan ini, Minggu (22/12/2019).

nurfajriani
Gramedia MP 

TRIBUNTIMURWIKI.COM - Setiap Minggu Gramedia memiliki 10 buku terlaris.

Gramedia adalah anak perusahaan Kompas Gramedia yang menyediakan jaringan toko buku dengan nama Toko Buku Gramedia di beberapa kota di Indonesia dan Malaysia.

Beberapa Gramedia juga tersebar di Kota Makassar, salah satunya berada di Gramedia Mall Panakkukang yang terletak Lt 3, Jl Boulevard, Kota Makassar

Berikut 10 daftar buku terlaris di Gramedia MP pekan ini, Minggu (22/12/2019).

1. Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat Karya Mark Manson
Harga: Rp.73.500

"Selama beberapa tahun belakangan, Mark Manson—melalui blognya yang sangat populer—telah membantu mengoreksi harapan-harapan delusional kita, baik mengenai diri kita sendiri maupun dunia. Ia kini menuangkan buah pikirnya yang keren itu di dalam buku hebat ini.

“Dalam hidup ini, kita hanya punya kepedulian dalam jumlah yang terbatas. Makanya, Anda harus bijaksana dalam menentukan kepedulian Anda.” Manson menciptakan momen perbincangan yang serius dan mendalam, dibungkus dengan cerita-cerita yang menghibur dan “kekinian”, serta humor yang cadas. Buku ini merupakan tamparan di wajah yang menyegarkan untuk kita semua, supaya kita bisa mulai menjalani kehidupan yang lebih memuaskan, dan apa adanya.”

2. Tentang Setelahnya karya Rey Mbayang
Harga: Rp. 76 ribu 

3. Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa karya Alvi Syahrin
Harga: Rp. 97 ribu 

Kau melihat teman-teman dan mereka sudah mendapatkan impian,

sementara kau masih termangu menggenggam harapan. Pelan, dalam hati kau berujar, “Kapan mimpiku terwujud?”

Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa

Selama perjalanan mencapai tujuan, adakalanya kau melihat sekeliling… menakar jauh jangkauan. Atau, kau malah membandingkannya dengan orang lain. Lalu, lupa melanjutkan perjalanan.

Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa

Benarkah segala usaha dan upayamu selama ini lebur bersama kecewa yang kau bangun sendiri? Sungguhkah sesuatu yang hanya kau lihat dalam dunia maya menjadikanmu merasa bukan apa-apa?

Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa akan menemanimu selama perjalanan.

Buku ini untukmu yang khawatir tentang masa depan. Tenang saja, kau tidak sedang diburu waktu.

Bacalah tiap lembarnya dengan penuh kesadaran bahwa hidup adalah tentang sebaik-baiknya berusaha, jatuh lalu bangun lagi, dan tidak berhenti percaya bahwa segala perjuanganmu tidak akan sia-sia. Bukankah sebaiknya apa-apa yang fana tidak selayaknya membuatmu kecewa?

4. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini karya Marcella FP
Harga : Rp. 137.500

"Nanti kita cerita tentang hari ini... Besok kita buat yang lebih baik lagi." @nkcthi

Buku visual grafis, yang menceritakan tentang perempuan bernama Awan (27th) yang takut akan lupa rasanya menjadi muda, jadi dia membuat surat yang dia kirim untuk masa depan. Sebagai pengingat untuk dia dan anaknya kelak.

Berisikan kumpulan pesan dan cerita dari yang ia hadapi dan lihat. Awan mencoba sederhanakan dari pelajaran yang dia hadapin di masa mudanya.

5. Dunia Sophie-Republish karya Jostein Gaarder
Harga: Rp. 148.500

Sophie, seorang pelajar sekolah menengah berusia empat belas tahu. Suatu hari sepulang sekolah, dia mendapat sebuah surat misterius yang hanya berisikan satu pertanyaan: “Siapa kamu?”

Belum habis keheranannya, pada hari yang sama dia mendapat surat lain yang bertanya: “Dari manakah datangnya dunia?”

Seakan tersentak dari rutinitas hidup sehari-hari, surat-surat itu mempuat Sophie mulai mempertanyakan soal-soal mendasar yang tak pernah dipikirkannya selama ini. Dia mulai belajar filsafat.

6. Filosofi Teras karya Henry Manampiring
Harga : Rp. 108 ribu

Lebih dari 2000 tahun lalu, sebuah mazhab filsafat menemukan akar masalah dan juga solusi dari banyak emosi negatif. Stoisisme, atau Filosofi Teras, adalah filsafat Yunani-Romawi kuno yang bisa membantu kita mengatasi emosi negatif dan menghasilkan mental yang tangguh dalam menghadapi naik-turun nya kehidupan.

Jauh dari kesan filsafat sebagai topik berat dan mengawang-awang, Filosofi Teras justru bersifat praktis dan relevan dengan kehidupan Generasi Milenial dan Gen-Z masa kini.

Gramedia MP
Gramedia MP (nurfajriani)

7. Off The Record 2 karya Ria SW
Harga : Rp. 123 ribu

“Ria, kamu kerjanya ngapain aja sih?” “Jalan-jalan dan makan makanan enak.” Kalau kalian mendengar percakapan itu, mungkin yang tebersit dalam benak kalian kira-kira seperti ini, “Enak banget hidupnya. Dia beruntung banget. Andai aku bisa seperti dia.

” Memang sih, pekerjaanku terlihat sangat menyenangkan. Namun, kupikir ini nggak sepenuhnya benar. Banyak sisi gelap dari kehidupan dan pekerjaanku yang nggak tertangkap oleh kamera—yang nggak tertangkap oleh video-video yang aku unggah dan kalian tonton.

Dan kali ini, aku berusaha untuk membagi pengalamanku sama kalian. Nggak semua yang terlihat menyenangkan itu benar-benar menyenangkan. Ada masa-masa gelap yang harus dilewati. Ada masa-masa sukar yang mesti dilalui.

Kuharap lewat Off the Record 2, aku bisa menemani dan membantu kalian melewati masa-masa sulit kalian.

Aku ingin meyakinkan kalian bahwa dunia tidak sepenuhnya gelap seperti yang kita rasakan. Suatu saat nanti, pengalaman sulit kamu akan menjadi cerita dan pelajaran untuk orang lain—sama seperti yang kulakukan saat ini.

8. Teluk Alaska Eka Aryani
Harga: Rp. 109 ribu 

Allister Reygan, cowok yang selalu menjadi idaman para wanita. Bukan hanya sekadar tampan, ia juga memiliki sebuah geng yang sering disebut sebagai ‘Penguasa Sekolah’.

Nasib sial menimpa cewek teman sekelasnya. Ia selalu menjadi objek bullying oleh gengnya. Allister sebagai ketua selalu paling kasar dan semangat dalam mem-bully cewek tersebut.

Sampai suatu hari Alister berhenti. Kata-kata kasar dan tatapan kebencian itu menghilang. Itu semua karena sebuah rahasia besar yang membuat hidupnya hancur seketika.

9. Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer
Harga: Rp 145 ribu

Roman Tetralogi Buru mengambil latar belakang dan cikal bakal nation Indonesia di awal abad ke-20.

Dengan membacanya waktu kita dibalikkan sedemikian rupa dan hidup di era membibitnya pergerakan nasional mula-mula, juga pertautan rasa, kegamangan jiwa, percintaan, dan pertarungan kekuatan anonim para srikandi yang mengawal penyemaian bangunan nasional yang kemudian kelak melahirkan Indonesia modern.

Roman bagian pertama; Bumi Manusia, sebagai periode penyemaian dan kegelisahan dimana Minke sebagai aktor sekaligus kreator adalah manusia berdarah priyayi yang semampu mungkin keluar dari kepompong kejawaannya menuju manusia yang bebas dan merdeka, di sudut lain membelah jiwa ke-Eropa-an yang menjadi simbol dan kiblat dari ketinggian pengetahuan dan peradaban.

Pram menggambarkan sebuah adegan antara Minke dengan ayahnya yang sangat sentimentil: Aku mengangkat sembah sebagaimana biasa aku lihat dilakukan punggawa terhadap kakekku dan nenekku dan orangtuaku, waktu lebaran.

Dan yang sekarang tak juga kuturunkan sebelum Bupati itu duduk enak di tempatnya.

Dalam mengangkat sembah serasa hilang seluruh ilmu dan pengetahuan yang kupelajari tahun demi tahun belakangan ini. Hilang indahnya dunia sebagaimana dijanjikan oleh kemajuan ilmu .... Sembah pengagungan pada leluhur dan pembesar melalui perendahan dan penghinaan diri!

Sampai sedatar tanah kalau mungkin! Uh, anak-cucuku tak kurelakan menjalani kehinaan ini. "Kita kalah, Ma," bisikku. "Kita telah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya."

10. Sapiens karya Yuval Noah Harari
Harga : Rp. 126.500

"From a renowned historian comes a groundbreaking narrative of humanity’s creation and evolution—a #1 international bestseller—that explores the ways in which biology and history have defined us and enhanced our understanding of what it means to be “human.”

One hundred thousand years ago, at least six different species of humans inhabited Earth. Yet today there is only one—homo sapiens. What happened to the others? And what may happen to us?

Most books about the history of humanity pursue either a historical or a biological approach, but Dr. Yuval Noah Harari breaks the mold with this highly original book that begins about 70,000 years ago with the appearance of modern cognition. From examining the role evolving humans have played in the global ecosystem to charting the rise of empires, integrates history and science to reconsider accepted narratives, connect past developments with contemporary concerns, and examine specific events within the context of larger ideas.

Dr. Harari also compels us to look ahead, because over the last few decades humans have begun to bend laws of natural selection that have governed life for the past four billion years. We are acquiring the ability to design not only the world around us, but also ourselves. Where is this leading us, and what do we want to become?

Featuring 27 photographs, 6 maps, and 25 illustrations/diagrams, this provocative and insightful work is sure to spark debate and is essential reading for aficionados of Jared Diamond, James Gleick, Matt Ridley, Robert Wright, and Sharon Moalem."

--

(TRIBUNTIMURWIKI.COM/Nur Fajriani R)

Sumber: Tribun Timur
Ikuti kami di
49 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved