Fakta-Fakta Pedagang Daerah Lain yang Berbelanja di Pasar Butung: Kebersamaan Utama Meski Bersaing
Berbicara tentang Pasar Butung memang tak ada habisnya. Pasar yang begitu fenomenal ini, menjadi pusat grosir di Makassar.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Dinar Fitra Maghiszha
TRIBUNTIMURWIKI.COM - Berbicara tentang Pasar Butung memang tak ada habisnya.
Pasar yang begitu fenomenal ini menjadi pusat grosir di Makassar.
Tentunya, sangat tak jarang Pasar Butung selalu menjadi tumpuan para pedagang dari luar daerah untuk berbelanja.
Belum lagi harga murah serta berbagai jenis atau model fesyen bisa ditemuka di tempat ini.
Para pedagang dari luar daerah tersebut memiliki kebiasaan yang wajib untuk diketahui.
Berikut ini fakta-fakta pedagang dari daerah lain yang berbelanja di Pasar Butung dari hasil pantauan TribunTimurwiki.com:
1. Datang Bergerombolan
Berbelanja merupakan hal asik. Namun, jika berbelanja untuk keperluan dagangan tentu asik dan kadang pula melelahkan.
• Hal Unik Ini di Pasar Butung yang Jarang Ditemukan di Tempat Belanja Lainnya

Hal itulah yang dirasakan para pedagang luar daerah saat harus meninggalkan kampung untuk mencari dagangan di Pasar Butung.
Tak sendirian, mereka biasanya bergerombolan dengan pedagang-pedagang dari daerahnya masing-masing.
2. Menginap Ditempat yang Sama
Tentunya, jika datang bersamaan soal nginap mereka tak masing-masing.
Para pedagang ini akan mencari penginapan murah permalamnya dan patungan.
Terkadang mereka menyewa satu kamar untuk 5 orang.


Namun jika yang membawa uang lebih dan demi keamanan barang, adapula yang menyewa satu kamar khusus.
Uniknya, adapula penginapan yang menyewakan satu ruangan yang bukan kamar.
Bisa menampung hingga 10 orang pedagang, biasanya dikenakan biaya Rp 50 ribu permalamnya.
3. Susah Sepenanggungan
Jika dalam keadaan susah, jangan khawatir akan saling membantu.
Begitulah prinsip para pedagang dari daerah luar Makassar.

Meski setibanya di daerah untuk berdagang dan bersaing menjual, namun ketika berjuang mencari sesuap nasi bersama harus pula menanggung susah bersama-sama.
Hal itulah, yang menjadikan mereka kompak.
4. Selalu Membawa Bekal dari Daerah Asal
Membawa bekal dari daerah asal, merupakan tujukan pedagang untuk selalu berhemat.
Pasalnya, jika boros tentu akan menguras uang modal para pedagang.
Namun, sesekali mereka akan mencicipi kuliner yang tersedia di sekitaran pasar butung.
Ataupun di area food court pasar butung.
5. Belanja Berkarung-Karung dalam Waktu Singkat
Dalam waktu yang singkat sekitar dua hari, para pedagang akan memanfaatkan waktu secepat mungkin.
Pasalnya, mereka memegang prinsip 'Waktu adalah Uang'.

Jika tak dimanfaatkan sebaik mungkin, belanjaan untuk dagangan akan sia-sia begitu saja.
Para pedagang, sudah menyiapkan agenda berbelanja seharian.
Biasanya, dalam waktu singkat mereka bisa menghabiskan dana puluhan juta dengan total belanjaan berkarung-karung.
--
(TRIBUNTIMURWIKI.COM/Desi Triana Aswan)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!