Ini Kata Dokter Fisik dan Rehabilitasi Tentang Skull Breaker Challange Bisa Sebabkan Kematian

Skull Breaker adalah salah satu challange yang viral di sosial media. Bahkan menjadi trending topik diberbagai sosial media.

desitriana
dr Nilla Mayasari MKes SpKFR dari Dentamedica Care Center. 

TRIBUNTIMURWIKI.COM - Skull Breaker adalah salah satu challange yang viral dan menjadi trending topik di sosial media.

Banyak kalangan muda mengikuti tantangan ini dengan alasan keseruan.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa tantangan ini ternyata bisa berdampak fatal.

Hal itu dijelaskan oleh dr Nilla Mayasari MKes SpKFR dari Dentamedica Care Center Makassar.

Saat dihubungi Tribun Timur, Rabu (18/2/2020) ia mengatakan Skull Breaker memiliki resiko yang cukup besar.

"Memang saat ini, tantangan Skull Breaker menjadi trending di kalangan muda. Dengan tiga orang pemain, yang bersamaan melompat kemudian menendang orang yang berada di tengah sehingga terjatuh terlentang," katanya.

"Resiko ini bisa terjadi mulai dari cedera ringan sampai kematian," sambungnya.

Menurutnya, cedera tersebut disebabkan akibat benturan keras tubuh ataupun kepala pada benda padat di bawah kaki ketika terjatuh.

"Benturan itu, kemudian yang menyebabkan cedera pada otot," katanya.

Bahkan bisa saja menjadi retak atau juga patah tulang disemua tubuh.

"Karena, kalau mengalami benturan keras itu resikonya bisa sangat fatal," katanya.

Menurutnya, cedera yang paling fatal adalah yang menyebabkan saraf tulang bagian belakang nyeri, lalu kelumpuhan hingga kematian.

"Jika pada resiko kematian ini disebabkan oleh kelemahan otot pernapasan terutama cedera saraf yang terjadi di leher," jelasnya.

dr Nilla mengatakan yakni cedera kepala yang menyebabkan luka hingga pendarahan dalam otak bisa juga berujung pada kematian.

Ia pun mengungkapkan cara ketika melihat seseorang cedera saat melakukan Skull Breaker.

"Pastikan untuk tidak langsung mengangkat tubuh, dikhawatirkan terjadi patah baik pada tulang belakang ataupun tulang bagian lain," jelasnya.

Sehingga, sambungnya panggillah bantuan medis segera atau pastikan jika mengangkat dengan menjaga kestabilan tulang belakang maupun tulang Lain.

"Bila perlu mengantisipasi hal ini untuk tidak mengikuti tren yang dapat membahayakan tubuh," jelasnya.

--

(TRIBUNTIMURWIKI.COM/Desi Triana Aswan)

Ikuti kami di
293 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved