TRIBUNTIMURWIKI.COM- Nurdin Abdullah adalah Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan periode 2018-2023.
Pada masa jabatannya Nurdin Abdullah didampingi Andi Sudirman Sulaiman Sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Selatan periode 2018-2023.
Profil Singkat
Nurdin Abdullah lahir di kota Parepare, Sulawesi Selatan, 7 November 1963.
Nurdin Abdullah merupakan anak pertama dari enam bersaudara.
Ayahnya berasal dari Kabupaten Bantaeng ( Butta Toa') dan merupakan keturunan Raja Bantaeng ke-27.
Sedangkan sang ibu dalam kesehariannya menjadi ibu rumah tangga (IRT) dan berasal dari daerah Soppeng.
Nurdin Abdullah menikah dengan Ir. Hj. Liestiaty F. Nurdin, M. Fish pada tanggal 11 Januari 1986 dan dikaruniai 1 anak perempuan dan 2 anak laki-laki.
Semasa SMA, Nurdin Abdullah tinggal di Jl Kalumpang bersama kedua orangtuanya, Karaeng Abdullah dan saudara-saudaranya.
Masa Kecil di Soppeng
Di sela kunjungan kerjanya di Kabupaten Sidrap dan Soppeng selama dua hari, bersilaturahmi dan memberikan arahan kepada ASN, Gubernur Sulawesi-Selatan menyempatkan diri untuk singgah di Desa Bulue, Kecamatan Mario Riawa, Kabupaten Soppeng, Kamis (21/11/2018).
Di desa ini juga terdapat objek wisata pemandian air panas Lejja.
Selama ini Nurdin identik dengan daerah Kabupaten Bantaeng tempatnya mengabdi sebagai bupati dan di Kota Parepare sebagai tempat kelahirannya.
"Saya, pertama minta maaf setelah dilantik gubernur baru bisa datang. Sebenarnya istri saya gelisah terus, saya ini belum pulang kampung setelah dilantik. Dan pasti keluarga besar kita sudah menunggu di Marioriawa, di Desa Bulue dan seluruh keluarga kita yang ada di sini," kata Nurdin Abdullah, via rilis ke tribun-timur.com.
Ia menceritakan masa kecilnya, masa kuliah, bertemu istri, menjadi bupati hingga menjadi gubernur.
Dirinya menceritakan kisah masa kecilnya seperti menangkap ikan dan mencari jambu di kebun.
Termasuk cerita saat menempuh pendidikan sekolah dasar di mana ia berjalan kaki dari SD Negeri (48) Lattapareng, Jalan Batu Batu Latapparen, Botto, Lalabata, Lalabata Rilau ke Lejja, yang jaraknya sekitar 44 Km dan membutuhkan waktu sekitar 8 jam dengan jalan kaki.
"Saya mengingat betul bagaimana saya hidup di Soppeng ini, dari kecil mulai dari TK dan SD kalau sekarang sudah banyak angkutan, saya pernah jalan kaki dari SD Latappareng, jalan kaki ke sini (Lejja), memang sebuah ujian yang berat," ucapnya.
Ayah Nurdin Abdullah berasal dari Bantaeng, adalah seorang TNI, karena itulah sejak duduk di bangku Sekolah Dasar Negeri (SDN) selalu berpindah-pindah sekolah karena harus mengikuti ayahnya yang kerap berpindah tugas dari satu daerah ke daerah lain sedangkan Ibunya berasal dari Kabupaten Soppeng.
"Bapak Saya seorang tentara asli Bantaeng, Ibu kelahiran di sini Poro, Bapak menjadi Danramil kalau sekarang," ujarnya.
Selain warga sekitar, hadir juga mahasiswa KKN dari UIN Makassar dalam acara silaturahmi bersama gubernur tersebut. Dihadapan mereka, Nurdin Abdullah memotivasi mereka untuk menempuh pendidikan sebaik mungkin.
Bukan hanya itu, ia menceritakan pertemuannya dengan istri, Liestiaty F Nurdin.
Ia melamar Liestiaty saat masih mahasiswa, yang merupakan anak seorang Rektor Unhas saat itu, Professor Fachrudin.
"Alhamdullilah bisa sekolah tinggi, bisa membahagiakan anaknya Professor Fachrudin, jadi istri saya ini istri perjuangan, saya menikah masih mahasiswa, saya dulu menikah waktu mahasiswa. Pacar saya ini, bapaknya seorang Rektor Unhas, jadi dapat dispensasi bisa cepat selesai," beber Nurdin Abdullah yang mendapat tepuk tangan dari para mahasiswa.
Imbuhnya, yang lebih mengagetkan lagi, kata Nurdin, saat Ia menikah tanpa "uang panaik". Uang panaik adalah berupa uang yang harus disiapkan oleh calon suami untuk dipersembahkan kepada gadis yang akan dilamarnya.
"Kita nikah tidak ada uang panai, itu hebatnya, makanya, rahasianya, kalau mau tidak ada uang panai jangan pacari anaknya, pacari orang tuanya, itu rahasianya. Kalau malam minggu bukan duduk sama pacar, tetapi sama calon mertua, kita bujuk terus akhirnya, wah dia pasti mengatakan baik ini calon menantu saya," lanjutnya.
Kemudahan dalam urusan menjodohkan pun ia terapkan pada anaknya.
"Ternyata tanpa uang panaik bisa bahagia, tapi mahar itu penting dan perlu, tetapi uang panaik tidak wajib. Saya menikahkan anak saya juga yang perempuan itu tidak pakai uang panaik, karena kita ingin anak kita bahagia," ucapnya.
Lanjutnya, menjadi gubernur adalah kebahagian bagi dirinya, bisa membanggakan keluarga besar.
"Saya sungguh berbahagia, bisa ketemu keluarga besar saya di sini. Saya juga merindukan ibu saya di sini, tetapi Allah lebih mencintai, kedua-duanya sudah dipanggil," ujar Nurdin.
Diakhir sambutannya, yang didampingi istri, NA meminta agar didoakan bisa membawa Sulsel maju dan menjadi provinsi yang lebih baik.
Kehidupan Pribadi
Dikutip dari Tribun Timur, saat berbaur dengan ribuan anak yang hadir dalam Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2019, di Lapangan Karebosi, Jl Jend Ahmad Yani, Kota Makassar, Selasa (23/7/2019) Nurdin mengisahkan, sewaktu ia kecil dirinya bercita-cita agar bisa membahagiakan orangtua, dan bangga kepada dirinya.
Untuk bahagiakan orangtua, Nurdin Abdullah kecil rajin belajar, dan disiplin.
"Mau sukses dengar dan nurut orang tua. Saya seperti ini (jadi Gubernur) karena rajin belajar," ujar Nurdin, disaksikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Yohana Susana Yembise.
Terkait pelaksanaan HAN 2019, Gubernur merasa bangga dan apresiasi kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang mempercayakan Sulsel sebagai tuan rumah Pelaksanaan Festival Anak Nasional yang dirangkaikan dengan Peringatan Hari Anak Nasional 2019.
Menurutnya interaksi antar anak yang datang dari seluruh Indonesia di Makassar ini akan membawa nilai positif bagi perkembangan anak Indonesia.
"Mereka anak-anak kita harus dipersiapkan secara baik-baik agar tumbuh menjadi generasi yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa," jelas Nurdin Abdullah.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas PPPA Sulsel, Askari mengatakan bahwa acara ini dihadiri 1500 anak yang datang dari seluruh Indonesia.
"Alhamdulillah, puncak hari HAN usai, dan berjalan dengan lancar. Kami apresiasi kepada seluruh pihak atas kerjasamanya sehingga kegiatan ini berjalan lancar," Askari, menambahkan.
Karier
Pada Mei 2015 Nurdin menerima penghargaan "Tokoh Perubahan" dari surat kabar Republika bersama tiga pejabat daerah lainnya.
Pada Juni 2018, Nurdin Abdullah bersama pasangannya Andi Sudirman Sulaiman mendapatkan suara terbanyak pada Pemilihan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan periode 2018-2023.
Latar Belakang
Nurdin Abdullah adalah Bupati Kabupaten Bantaeng periode 2008 hingga 2013 dan periode 2013 - 2018.
Pada Mei 2015 Nurdin menerima penghargaan "Tokoh Perubahan" dari surat kabar Republika bersama tiga pejabat daerah lainnya.
Pada 15 Agustus 2016, ia mendapat anugerah Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama dari presiden Indonesia Joko Widodo.
Tanda Jasa ini dianugerahkan kepada empat tokoh yang dinilai telah memberikan sumbangsih dalam bidang sosial kemanusiaan.
Prof Dr Ir HM Nurdin Abdullah, M Agr adalah Bupati pertama di Indonesia yang bergelar profesor.
Pendidikan
Ia menyelesaikan studi S1 di Fakultas Pertanian dan Kehutanan di Universitas Hasanuddin pada tahun 1986 dan menyelesaikan studi S2 Master of Agriculture di Universitas Kyushu Jepang pada tahun 1991.
Di Universitas yang sama, ia pun menyelesaikan studi S3 Doktor of Agriculture (1994).
Sebelum berkecimpung di dunia politik, Nurdin dikenal sebagai seorang akademisi, dan pernah menempati beberapa jabatan struktural di universitas maupun di perusahaan swasta.
Ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Kehutanan di Universitas Hasanuddin dan menjadi Dewan Penyantun Politeknik Negeri Makassar.
Karier Politik
Terakhir ia memilih dunia politik dan mengabdi kepada masyarakat sebagai Bupati Bantaeng dua periode berturut-turut hingga tahun 2018.
Karier Nurdin Abdullah baik itu di bidang pendidikan, bisnis atau pun pemerintahan dinilai cemerlang oleh karena itu tak heran jika Nurdin hingga kini mengoleksi lebih dari 100 penghargaan dari berbagai macam bidang.
Pada Pemilihan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan 2018, Nurdin Abdullah yang berpasangan dengan Andi Sudirman Sulaiman mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Sulawesi Selatan.
Pasangan ini didukung oleh tiga partai politik, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Pada pemilihan yang diselenggarakan pada tanggal pada tanggal 27 Juni 2018, pasangan Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman mendapatkan suara terbanyak, 1.867.303 suara, mengungguli tiga orang pesaingnya.
Bupati Bantaeng
Sejak Nurdin menjabat sebagai Bupati Bantaeng, perubahan dalam bidang pelayanan kesehatan sangat terasa.
Ia menciptakan layanan kesehatan 'mobile ambulans' yang beroperasi selama 24 jam.
Nurdin memodifikasi mobil Nissan Elgrand yang merupakan hibah dari pemerintah Jepang untuk dijadikan ambulans.
Prestasi itu bahkan terdengar sampai ke luar negeri seperti, yaitu Amerika Serikat.
Konsul Jenderal Amerika Serikat, Joaquin Monserrate, terbang ke Bantaeng pada akhir 2014 lalu untuk melihat langsung pertumbuhan ekonomi dan layanan kesehatan ala Nurdin.
Bukan itu saja, selama 7 tahun ia memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantaeng. Hasilnya Bantaeng mengalami pertumbuhan dari 4,7 persen menjadi 9,2 persen selama kurun waktu tersebut.
Kini Bantaeng menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan.
Nurdin memiliki kebiasaan untuk bertemu langsung dengan warganya.
Warga masyarakat memiliki kebiasaan berkumpul di 'Bonto Atu' pada pagi hari untuk bertemu Bupati, karena setiap hari Selasa sampai Jumat pagi ia selalu membuka rumahnya untuk warga yang ingin bersilahturahmi.
Warga datang dari berbagai kalangan dan menyampaikan berbagai macam hal, dari memberi informasi, menyampaikan masukan, meminta arahan, sampai mengantar undangan.
Semua hal yang dibicarakan di dalam forum ini dicatat dan dicarikan jalan keluarnya bersama-sama.
Forum ini juga digunakan untuk menjalin silahturahmi antar warga masyarakat dan warga masyarakat dengan kepala daerahnya.
Nurdin Abdullah di Mata Timses
Dikutip Tribun Timur terbitan 2018, Nurdin Abdullah, Gubernur Sulsel terpilih versi sejumlah lembaga survei di Pilkada serentak pada 27 Juli 2018 ini semakin dikenal dalam kancah perpolitikan.
Setelah memenangkan pertarungan Pilgub Sulsel 2018, Nurdin Abdullah menjadi perbincangan masyarakat Sulsel bahkan nasional. Presiden RI Joko Widodo pun mengakui kemenagan Nurdin Abdullah, meski KPU Sulsel belum mengumumkan pemenang Pilgub Sulsel hingga saat ini, namun ia telah mendapat banyak ucapan selamat. Selain Jokowi ada juga dari beberapa Ketua Partai, dan kolega.
Jokowi memberikan ucapan selamat kepada Nurdin Abdullah sehari setelah kemenangan itu diumumkan oleh sejumlah lembaga survei.
Ketua Timses Prof Andalan Wilayah Makassar, Yanuar Fachruddin mengatakan dalam arus perpolitikan, Nurdin menjajaki karier di Pemilukada Bantaeng 2008 lalu.
Yanuar yang juga ipar Nurdin ini tak menyangka Nurdin bisa menang, padahal saat itu pesta demokrasi di Bantaeng diiukuti oleh saudara kandung keluarga Bupati Bantaeng, Azikin Solthan.
Nurdin kata Yanuar, adalah mantan CEO sejumlah perusahaan di Jepang di Makassar maupun di Jakarta. Kini Nurdin sudah dua periode menjabat Bupati Bantaeng.
Menurutnya Nurdin suka blusukan hingga ke kampung-kampung menemui warga.
"Tak mengherankan bila mulai dari anak-anak sampai orang tua sangat dekat dan bersahabat dengan pemimpin daerahnya itu," kata Yanuar.
Selama karier politik Nurdin, Yan memperhatikan gerak -gerik Nurdin yang senantiasa ingin mencari tahu akar masalah langsung ke sumbernya. Jika sudah tahu penyebabnya, dengan cepat ia mengambil tindakan.
"Bekerja degan fokus, itulah kunci keberhasilannya," katanya.
Yang diingat oleh Yanuar saat periode pertama Nurdin di Bantaeng, yakni menegaskan pada eluruh kepala dinas agar tidak memakai sepatu mahal.
Alasannya, Nurdin tidak ingin pejabatnya tampil mewah. Selain itu, disayangkan jika sepatu mahal itu sepatunya kena lumpur karena mahal.
Selain itu, ada juga mobil dinas yang dipakai Kadis hanya Toyota Avanza, sementara Nurdin sendiri menggunakan Toyota Innova.
Untuk keperluan di luar dinas, Beliau menggunakan mobil pribadinya Crown thn 2000.
Bupati yang menjunjung tinggi filosofi Jepang pantang berbohong, disiplin, sesuai kata dan perbuatan ini juga berhasil membenahi sistem pelayanan kesehatan warganya.
Warga Bantaeng paling dimanjakan untuk pelayanan kesehatan. Jika ada warga yg sakit, cukup menelpon Brigade Siaga Bencana (BSB ) di 113 atau 0413-22724 / 0413-21408 maka dalam waktu kurang dari 20 menit dokter serta perawat bersama ambulans gratis akan segera menjemput pasien di rumahnya.
Pasukan ini mampu menurunkan angka kematian ibu melahirkan menjadi NOL dari sebelumnya 12/100.000 kematian per tahun. BSB siaga 24 jam dgn 20 dokter, 16 perawat dan 8 unit mobil ambulans berfasilitas emergency. Selain itu, BSB Bantaeng juga menyiagakan 11 unit mobil pemadam kebakaran berstandar Internasional, yang kemampuannya melebihi armada yang dimiliki Dinas Damkar Makassar.
Bahkan, mobil ambulans milik Pemkab Bantaeng kerap dipinjamkan di kabupaten tetangga bilamana ada pasien yang akan dirujuk ke Makassar.
Selain itu pula, Nurdin yg menguasai 3 bahasa asing, Inggris, Jepang dan Cina ini berhasil meyakinkan pemerintah pusat untuk menggelontorkan dana sekitar Rp 120 miliar untuk membangun gedung rumah sakit 8 lantai berstandar internasional.
Networking-nya yang terjaga baik, terutama dengan Jepang, membuat berbagai bantuan dengan mudah didapatnya.
Ambulans dan mobil pemadam kebakaran adalah di antaranya. 8 unit ambulans dan Damkar, semuanya diperoleh dari Jepang.
Sistem pelayanan di BSB, diadopsinya dari Jepang meski tidak seluruhnya.
Berkat mapannya pelayanan kesehatan di daerah berjuluk Butta Toa atau Tanah Tua ini, BSB Bantaeng masuk nominator United Nations Public Service Award, yang dibawahi PBB.
BSB Bantaeng sengaja ditunjuk Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara mewakili Indonesia. Penataan Kota Bantaeng yang dulu terkenal dengan semak belukar kini menjadi kabupaten dengan “sejuta” tempat wisata indah.
Bahkan Nurdin bercita-cita menjadikan Bantaeng “Singapura” di Indonesia.
Karena itu sebagian besar pusat pemerintahan dan fasilitas pelayanan publik dipindahkan di daerah pantai.
"Dahulu, Bantaeng hanya dipandang sebelah mata dibanding 23 kabupaten di Sulsel. Orang-orang yang akan menuju 6 kabupaten di sisi selatan Sulsel ini hanya mampir sejenak atau bahkan melintas begitu saja. Sepertinya tak ada hal menarik untuk disinggahi. Namun, sejak 2009, Bantaeng menjadi daerah yang cukup menonjol. Bantaeng menjadi destinasi, bukan lagi tempat transit. Investor kelas dunia berdatangan ke kabupaten yg jaraknya 120 kilometer dari Makassar ini," bebernya.
Biodata:
Nama: Nurdin Abdullah
Instagram: @nurdin.abdullah
Tempat & Tanggal Lahir: Parepare, Sulawesi Selatan, 7 November 1963.
Kebangsaan: Indonesia
Pasangan: Liestiaty F. Nurdin
Anak:
- Putri Fatima Nurdin
- M. Syamsul Reza Nurdin
- M. Fathul Fauzi Nurdin
Almamater: Kyushu University
Pekerjaan: Politisi
Website: http://nurdinabdullah.net/
Riwayat Pendidikan
- Tamat SDN Tahun 1976
- Tamat SMP Tahun 1979
- Tamat SMAN 5 Makassar Tahun 1982
- S1 Fakultas Pertanian dan Kehutanan UNHAS Tahun 1986
- S2 Master of Agriculture Kyushu University Jepang Tahun 1991
- S3 Doktor of Agriculture Kyushu University Jepang Tahun 1994
Pendidikan / Latihan Jabatan
- Pra Jabatan Tahun 1987
- LEMHANAS RI Angkatan IV tahun 2010
Riwayat Jabatan:
- Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin
- Presiden Direktur PT Maruki Internasional Indonesia
- President Director of Global Seafood Japan
- Director of Kyusu Medical Co. Ltd. Japan
- Dewan Penyantun Politeknik Negeri Makassar
- Bupati Bantaeng, Masa Bakti 2008 - 2013
- Bupati Bantaeng, Masa Bakti 2013 - 2018
- Gubernur Sulawesi Selatan, Masa Bakti 2018-2023
Riwayat Organisasi:
- Ketua Persatuan Alumni dari Jepang - Sulawesi Selatan
- Ketua Umum Masyarakat Perhutanan Indonesia Reformasi Sulawesi Selatan
- Ketua Umum Persatuan Sarjana Kehutanan Sulawesi Selatan
- Ketua Yayasan Maruki Makassar
- Ketua Badan Majelis Jami'ah Yayasan Perguruan Islam Athirah Bukit Baruga
- Ketua Umum KONI Kabupaten Bantaeng
- Badan Penasehat PGRI Kabupaten Bantaeng
- Ketua Bidang Pertanian APKASI, 2010 - 2015
- Koordinator Wilayah assosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Provinsi Sulawesi Selatan, 2010 - 2015.
- Sekjen Assosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) tahun 2015 - sekarang
Sumber Berita:
- https://makassar.tribunnews.com/2019/07/23/cerita-nurdin-abdullah-bahagiakan-orangtua-hingga-jadi-gubernur-sulsel
- https://makassar.tribunnews.com/2018/07/05/begini-sosok-nurdin-abdullah-di-mata-timses-dan-keluarga?page=all
- https://makassar.tribunnews.com/2018/04/07/nostalgia-nurdin-abdullah-ketemu-teman-kecil-di-pontiku
- https://makassar.tribunnews.com/2018/11/22/ke-lejja-soppeng-na-kenang-masa-kecil?page=all
--
TRIBUNTIMURWIKI.COM/Desi Triana Aswan)
Halaman selanjutnya