Cerita Pianis Makassar, Vivienne Thamrin soal Kondisi China sebelum Corona Merebak

Vivienne Thamrin

TRIBUNTIMURWIKI - Vivienne Thamrin adalah pianis muda berbakat asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Perempuan yang akrab disapa Vivienne ini telah menorehkan banyak prestasi dibidang musik khusunya piano.

Saat ini, Vivienne berstatus sebagai siswa di SMA Beijing no 39 Middle School.

Ia juga merupakan pelajar di Central Conservatory of Music Beijing dibawah bimbingan professor Ling Yuan.

Vivienne kembali ke kampung halaman Makassar karena libur sekolah sekaligus mengadakan Tur Nasional Rapsodia Nusantara, di Hotel Aryaduta Jl , Kota Makassar, Minggu (9/2/2020) kemarin.

“Saya kembali ke Makassar pada 16 Januari 2020 kemarin,” katanya kepada Tribun Timur.

Ia juga banyak bercerita soal kondisi Beijing sebelum virus Corona merebak.

Vivienne Thamrin (Dok Pribadi Vivienne Thamrin)

“Sebelum balik tanggal 16, kondisi di Beijing baik-baik saja. Tidak sepanik saat ini. Kita beraktivitas seperti biasa,” ujarnya.

Meski virus corona sudah mulai terdengar, masyarakat disana kata Vivienne masih menganggapinya biasa.

“Sebelum saya balik ke Makassar tanggal 16 itu, memang sudah terdengar ada virus itu. Cuma masyarakat belum pakai masker atau berkurung diri di dalam rumah,” katanya.

Vivienne mengaku tak menyangka virus tersebut akan merebak dan dapat membunuh ribuan orang.

“Tak menyangka. Apalagi sumbernya dari China tempat saya pendidikan sekarang,” ujarnya.

Baginya, teknologi di China begitu maju. Ia juga bercerita bagaimana kehidupannya di China beberapa tahun terakhir.

“Saya dengar-dengar dari teman. Di sana masih beraktifitas cuma serba kehati-hatian. Bagi saya China adalah negara dengan teknologi maju. Melakukan sesuatu serba gampang. Transaksi pun kini non tunai lagi,” jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan SMA Beijing no 39 Middle School tengah diliburkan hingga keadaan kondusif.

“Untuk sementara ini masih dilibukan. Meski ditunda masuk sekolahnya, kita tetap dikasih tugas, PR dari sekolah,” katanya.

Cerita Ananda Sukarlan

Maestro Piano Indonesia Ananda Sukarlan sempat berduet bersama Vivienne Thamrin dalam Tur Nasional Rapsodia Nusantara baru-baru ini.

Kendati demikian, ia harus kembali ke Munich Jerman karena mendapat panggilan dari Queen Sofia Prize untuk menjadi juri dalam penghargaan tertinggi dunia musik klasik di Eropa.

Ananda berangkat melalui Makassar ke Jakarta kemudian transit di Singapura hingga sampai di Munich, Senin (17/2/2020).

Dalam perjalanannya ia mengaku keadaan Bandara Changi Singapura tidak begitu ramai.

“Mungkin karena virus corona ya. Aku rasa yang panik-panik tuh orang Singapura sih. Itu kerugian gede banget, bandara Changi ampe sepi gitu. Terminal 2 dan 3 loh sepi. Aku tiba di terminal 3, dan naik skytrain ke terminal 2. Dua-duanya sepi,” katanya.

Ananda berharap virus ini segera teratasi agar kondisi sejumlah negara dapat kembali tenang.

“Semoga wabah ini cepat teratasi,” jelasnya.

-

(TRIBUNTIMURWIKI.COM/Nur Fajriani R)

Sumber: Tribun Timur

Berita Populer