Tradisi Vaihoho, Senandung Tradisional di Timor Lesteyang Terancam Punah
Sejak tahun 1975 hingga 1999, Timor Leste berintegrasi dengan Indonesia sebagai provinsi termuda saat itu.
Dengan proyek tersebut, tim peneliti di University of Melbourne bertujuan untuk mendigitalkan dan melestarikan catatan-catatan yang dibuat oleh Justino Valentim.
Baca Juga: Indahnya! Inilah Pemandangan Kota Kabul di Afghanistan pada Tahun 1879, dengan Benteng Bala Hissar yang Usianya Berabad Lampau
Mendiang pemimpin budaya orang Fataluku, Justino Valentim, mencatat dan melestarikan sejumlah besar tradisi tersebut dalam buku latihan dan hard drive, yang disimpan di rumah keluarganya.
Selain catatan tertulis dari lagu-lagu Vaihoho, tim proyek dari University of Melbourne (Australia) juga akan mendigitalkan kumpulan catatan, puisi, dan foto yang melibatkan Vaihoho, di mana materi berasal dari 1999-2014.
Disebut, praktik Vaihoho terancam punah. Seiring berjalannya waktu, perang dan penjajahan membuat generasi muda enggan belajar dan terlibat dalam praktik Vaihoho.
Sehingga menanggapi keadaan tersebut, Valentim bekerja selama bertahun-tahun mengumpulkan banyak koleksi puisi lagu Vaihoho dan musik pengiring dari seluruh negeri Fataluku. Namun, koleksi tersebut belum disimpan secara memadai untuk menjaga keamanannya atau membuatnya dapat diakses.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!