Tolak Jadi Menteri demi Fokus Pendidikan, Begini Sikap SK Trimurti pada Tawaran Presiden Soekarno
Surastri Karma Trimurti atau dikenal dengan SK Trimurti pernah menolak tawaran Presiden Soekarno menjadi Menteri Sosial.
Penulis: Dinar Fitra Maghiszha | Editor: Dinar Fitra Maghiszha
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Surastri Karma Trimurti atau dikenal dengan SK Trimurti adalah seorang perempuan pejuang Kemerdekaan Indonesia.
SK Trimurti adalah istri dari juru ketik naskah proklamasi, Sayuti Melik.
Setelah Kemerdekaan, SK Trimurti mendapat tugas dari Komite Nasional Indonesia untuk menggelorakan semangat mempertahankan kemerdekaan rakyat di Semarang.
Beberapa tahun setelahnya, pada usia yang ke-41 tahun, SK Trimurti memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi.
Namun di saat yang bersamaan, pada tahun 1959, SK Trimurti ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk menjadi Menteri Sosial.
Di luar dugaan, SK Trimurti bersikap menolak tawaran Presiden Soekarno.
Baca: Menterinya Dibilang Goblok saat Aksi Demonstrasi Mahasiswa 1966, Presiden Soekarno Tersinggung
Baca: Hari-hari Terakhir Soekarno, 2 Anaknya Diperiksa Usai Sebar Foto Sang Ayah Saat Jadi Tahanan Politik
Penolakan tersebut didasari karena ia ingin lebih berkonsentrasi terhadap pendidikannya.
SK Trimurti kuliah di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia (UI).
Banyak tulisan SK Trimurti yang berpihak kepada perempuan dan rakyat miskin.
Perempuan ini dikenal kritis dan berwawasan luas.
Mengenal SK Trimurti
SK Trimurti adalah seorang perempuan pemimpin Partai Buruh.
Dilaporkan bahwa SK Trimurti telah beberapa kali masuk penjara pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
Perempuan yang lahir di Boyolali, Surakarta, pada 11 Mei 1912, ini memiliki ayah seorang Wedana.
Setelah lulus dari Sekolah Ongko Loro, Trimurti melanjutkan ke Sekolah Guru.
Ia lulus dengan nilai terbaik dan diangkat sebagai guru di Banyumas.
Di sini ia mulai berorganisasi dengan menjadi anggota Rukun Wanita dan mengikuti rapat-rapat Budi Utomo.
Pada Februari dan Maret 1933, Partindo yang dipimpin Soekarno aktif melakukan rapat umum di Jawa Tengah.
Trimurti bersama temannya, Suprapti yang juga guru, mesti berangkat naik dokar dari Banyumas ke Purwokerto untuk mendengarkan pidato Bung Karno.
Aksi Trimurti dan kawan-kawan rupanya membuat geram penjajah.
Halaman selanjutnya
...
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!