Jangan Dilakukan, Ini Dampak Jika Terlalu Sering Bentak Anak

Terkadang, orangtua memilih jalan pintas agar anaknya patuh pada orangtua yakni dengan membentak dengan nada keras

Editor: Muhammad Irham
int
Ilustrasi 

Secara tidak langsung, Anda sedang memberi contoh dan mengajarkan anak untuk meminta maaf serta bertanggung jawab atas perbuatannya.

Jika orangtua telah kelepasan membentak anak, minta maaf pada anak dengan nada yang tenang.

Anda bisa berkata, “Maaf ya, nak. Ayah dan Ibu jadi terbawa emosi tadi dan membentakmu.”

Hal ini mungkin membuat anak bisa memaklumi kesalahan yang orangtuanya lakukan, sama halnya dengan Anda yang bisa menahan diri untuk tidak marah pada anak.
 
3. Mulai kembali pembicaraan dengan tenang

Ketika orangtua membentak, anak tidak akan sepenuhnya memahami isi perkataan Anda.

Jadi setelah meminta maaf, pastikan bahwa emosi Anda telah mereda dan tawarkan pada anak untuk memulai kembali percakapan dari awal, tanpa luapan emosi atau bentakan.

4. Hindari memaksakan pembicaraan saat itu juga

Apabila orangtua tidak berhasil menenangkan diri, hindari memaksakan diri untuk menyelesaikan pembicaraan dengan anak saat itu juga.

Ambil jeda sesaat dan tentukan waktu yang Anda butuhkan agar ketegangan antara orangtua dan anak tidak berlarut-larut.

Sebagai contoh, katakan bahwa saat ini Anda sedang marah besar dan ingin membereskan cucian dulu sambil menenangkan diri. Setelah itu, lanjutkan kembali pembicaraan dengan anak.

5. Ingatkan anak bahwa mencintainya
Sehabis dibentak, anak akan merasa kecil hati. Agar perasaan tersebut tidak berlarut dan menjadi akibat dari anak terlalu sering dibentak, orangtua perlu memberi tahu bahwa Anda tidak membenci anak.

Penting bagi orangtua untuk mengingatkan anak bahwa Anda mencintai mereka dan hanya sedang merasa lelah dan penuh emosi.

Tips menahan diri dari membentak anak
Pada kesempatan selanjutnya, jangan sampai kehilangan kesabaran lagi. Terapkan langkah-langkah berikut untuk menahan diri saat berada di puncak emosi.

Hal ini cukup efektif agar anak tidak mengalami gangguan perilaku sebagai akibat terlalu sering dibentak. Berikut beberapa caranya:

Kenali emosi dan perasaan

Pahami apa yang membuat Anda mengamuk dan kapan mulai terbawa emosi. Sebagai contoh, setiap pulang kerja jadi lebih sensitif.

Sadari hal ini dan jangan dijadikan pembenaran untuk memarahi anak. Perhatikan dan jaga nada suara saat berbicara agar tidak meledak-ledak.

Bicarakan dengan tenang tapi tegas
Untuk memastikan orangtua tidak menegur anak secara berlebihan, posisi berbicara yang nyaman. Sebagai contoh, sambil duduk bersama, bukan berdiri.

Usahakan juga untuk tidak menegur anak di depan orang lain, seperti kakak dan adiknya atau asisten rumah tangga.

Ini dilakukan agar Anda terhindar dari tekanan untuk mendisiplinkan anak terlalu keras.(*)

Ikuti kami di
583 articles 182 0
Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.


Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved